senandung serenade petang
Senin, 23 Juli 2012
Kamis, 05 Juli 2012
siapa piara harta
siapa
piara harta
bunda
pergi tak bilang kata
ayah
hilang tak tinggalkan suara
pilu
sendu dua tiga hari saja
lalu
siapa piara harta
parang
golok urat cerca
aku
si sulung paling menderita
minta
sawah yang ujung sana
yang
tengah minta bagi rata
si
bungsu bisu tak bisa bicara
lalu
siapa piara harta
parang
golok urat cerca
aku
paman, adik dari yang telah tiada
sudikah
kalian dengar nasihat dari si tua
tapi
parang golok urat cerca tak bisa dengar
parang
golok urat cerca tak bisa bicara
biar
kita saling bunuh saja
biar
Tuhan piara harta kita
rnd.
Jumat, 11 Mei 2012
senandung serenade petang #2
Serenade sepi
…
Lantunkan gumam hambar tanpa nada
temani suram lewati senja
gemericik lembut gerimis memberi riak pada rawa
tik tik tik mengalun simfoni senada jiwa
apakah kau hiraukan melodiku..
bersama hujan aku menyanyi
tentang kamu tentang dirimu
senandungkan cinta la la la la
nyanyikan pilu du du du du
apa kau dengar melodiku..
disimpan kabut mengendap do fa sol
direkat dingin sedimen mi la re
mendendang na na na na untuk cinta
apa kau dengarkan?
petang yang berorkestra dalam jingga
meski tak pernah ada suara
karena ini serenade sepi
dari hati dalam mimpi
mengalun simfoni senada jiwa
yang tengah tenggelam dalam euforia
tentang kamu tentang cinta
nikmati petang ini dengan serenade sepi
menyanyi tentangmu di banyak mimpi
merekam simfoni sebebas hati
kupuaskan khayal tentangmu hari ini
jatuh cinta lagi dan lagi
apakah kau dengar serenade sepiku?
karena ia tak ada lagi esok hari
tak ada lagi nanti
tak ada lagi meski dalam mimpi
karena saat aku bangun esok pagi
aku tak akan ingat kau lagi
….
note for brother
The day my brother birthday,
I'm not coming
while don't give him anything
cannot facing.. and even talking
just send him a message on Facebook..
Kala aku berkata cinta, aku tak hadir disana
meski teriak serak berkata rindu, raga ini tak berlari menemuimu
biar seribukali bilang sayang, yang ada hanya bayang-bayang
akhirnya hanya diam..
….
Minta Tuhan saja yang sampaikan,
ini doaku
semoga di seremoni hari lahirmu,
semesta bersatu padu menopang langkahmu dalam berkah
langit menaungi mimpimu dibawah horison cerah
dan cinta melingkupimu dalam indah
lalu kubisikkan pada angin agar ia bawa pada dengarmu
melodi sumbang 'selamat ulang tahun' yang kudendang sendu
dengan kasih dan rindu
selamat ulang tahun untukmu
abangku..
so madly miss you..
UISDP
SESI 1 UISDP
5 Mei 2012
09.00am
Inspirational Speech by Titis maulanti
Kisah mengenai seorang Dokter Gigi yang mendapatkan penghargaankarena aksi soaialnya membantu anak-anak yang menyandang bibir sumbing dan celah langit-langit mulut bernama Dokter Anto Bagus.
Dari kisah diatas dapat dipetik pelajaran mengenai rasa syukur bahwa kita adalah orang sempurna. Jika kita tidak memiliki langit-langit mulum maka tidak semua huruf dapat kita ucapkan dengan sempurna. Maka dari itu sebagai bentuk rasa syukur maka gunakanlah mulut kita untuk berkata-kata yang baik.
‘apa yang kita lakukan harus sesuai dengan apa yang kita katakan
Apa yang kita katakan harus sesuai dengan apa yang kita lakukan’
Jangan sampai mulut kita menggunakan kata-kata kotor, bersyukurlah.
09.43am
Pengumuman
Mulai minggu depan bawa tempat minum sendiri. Selama bulan Mei masih masa penyesuaian, jadi masih boleh pinjam punya teman. Tapi masuk bulan Juni dan seterusnya sudah harus punya tempat minum sendiri. Tujuannya◊ Mengurangi produksi sampah
Periizinan hanya boleh diberikan untuk 3 hal : Kuliah, jadi PO/PJ acara yang tanggalnya sudah ditentukan sebelum UISDP dan hanya di hari H, dan sakit keras.
Minggu ini sudah masuk Development stage, untuk perizinan diurus oleh Kak Siti
10.04am
Session 1-
Softskill Development by Arif Munandar
Mengomentari banyaknya peserta yang tidak hadir
“Sesuatu yang anda prioritaskan saja belum tentu sukses, apalagi sesuatu yang anda anggap kurang penting” Hidup itu pilihan dan tak ada respect untuk orang yang serakah akan tanggung jawab.
Orang yang mengambil begitu banyak tanggung jawab tiidak boleh dimaklumi, karena itu adalah pilihannya sendiri. Sebagai seorang pemimpin ia harus bias membagi dirinya untuk menyelesaikan semua tanggung jawab itu tanpa merugikan siapapun dan tanpa melalaikan tanggung jawab yang lain. Jadi, karena anda sudah berkomitment dengan UISDP dan membuat suatu tanggung jawab disini maka jadikan UISDP ini proritas. Yang dinilai ketika seleksi anda itu adalah komitmen. Menjadi pemimpin tidak dijalani dengan main-main. Jika anda tidak bias serius dan berkomitment disini bagaimana anda bias berkompeten di tempat lain? Anda boleh keluar dari UISDP jika masih menjadikan UISDP prioritas yang tidak penting.
…….
APA YANG SUDAH BERUBAH DARI ANDA SEJAK MASUK UISDP?
Karena jika tidak ada yang berubah maka tidak ada artinya UISDP.
Resume jawaban: Respect to time, banyak yang jadi benar-benar menghargai waktu dan mulai mengatur jadwal, setiap pagi sudah mendaftar hal-hal apa yang akan dikerjakan, lebih sadar dengan lingkungan dan menerapkan budaya untuk peduli lingkungan, contoh konkritnya dengan tidak meninggalkan sampah usai rapat, mulai merapikan kamar, dll.
Apresiasi diberikan kepada kalian karena banyak yang sudah berubah. Namun beberapa dari anda masih bicara seperti mahasiswa. Bicara tidak konkrit dan hanya konsep. Orang cerdas itu bicara yang konkrit. Lain kali anda harus menjawab takaran evaluasi dengan mengatakan tiga hal
Bicara dengan tegas apa yang sudah anda lakukan
Yang sudah anda lakukan itu jabarkan dengan tindakan konkrit=output
Apa yang akan anda lakukan kemudian
PROBLEM HEARING:
Saya berusaha untuk tepat waktu, namun kemudian sering terhambat oleh teman-teman yang tidak bergerak secepat saya.
Jangan jadikan itu hambatan. Justru iotu adalah advantage untuk anda. Berarti anda lebih unggul dari mereka. Tentu akan jadi sulit jika semua orang bergerak secepat anda, mereka serajin anda, mereka secerdas anda, maka anda jadi tidak punya peluang. Manfaatkanlah itu.
Menyelesaikan masalah itu dengan berpikir untuk membuat waktu anda produktif.
Buat persiapan agar anda tidak dirugikan orang lain. Misalnya anda tahu bahwa pertemuan ini pasti akan terlambat, bukan berarti anda ikut terlambat. Datanglah tepat waktu agar anda tidak bias disalahkan kemudian sambil menunggu anda bias mengerjakan tugas atau membaca buku. Pokoknya manfaatkan waktu anda.
Bersikap yang tegas tapi fleksibel. Jadi tegaskan bahwa anda mempunya waktu untuk suatu kegiatan berapa lama dan katakana bahwa anda bias menambah alokasi waktu jika anda tidak ada kegiatan lain tapi katakan bahwa anda tidak bias menunggu jika anda sudah punya agenda lain.
Jangan memaksakan standar kita kepada orang lain yang grade-nya belum sampai.
Rumus:
x. Siapkan diri anda agar tidak dirugikan
x. Bersikap tegas dan fleksibel
x. Berikan feedback secara continue. Maksudnya terus bantu dan bimbing orang lain namun jangan terlalu berharap bahwa itu akan langsung membuatnya berubah. Lakukan saja itu dengan ikhlas tanpa mengharapkan terlalu banyak agar anda tidak kecewa.
Terlambat, apakah itu budaya Indonesia apa bukan?
Sekarang akan kita perjelas dulu apa itu culture. Akan sulit menjelaskan culture secara eksplisit apalagi secara sosiologis. Namun yang paling mudah culture is habits (habits of community). masalah utamanya adalah, apakah ini culture atau bukan tapi ini adalah kenyataan. fact. Namun jika dilihat melalui perspektif culture yang merupakan kebiasaan yang dilakukan masyarakat maka ya, terlambat itu adalah culture kita. Jadi cara paling mudah untuk menjawab pertanyaan itu adalah : yes, but I'm not a part of. So, make sure that you're not a part of that culture!
Bicara tentang kultur maka itu seperti gunung es. Hanya terlihat bagian atasnya padahal dibawahnya terdapat pemahaman dasar yang lebih besar dan kuat. Kemudia juga tak ada yang bisa mengatakan apakah sebuah kebudayaan itu benar atau salah karena itu sifatnya perspektif, Bagi orang-orang yang menganut suatu kebudayaan atau nilai tertentu pastinya orang itu menganggap kebudayaan yang dianutnya itu benar, makanya ia menganutnya.
Penilaiannya adalah apakah kebudayaan itu baik atau tidak. parameter untuk menilai sebuah kebudayaan itu baik atau tidak adalah output dari kultur itu sendiri,
Agar sebuah kultur dapat dikatakan baik maka ia harus memenuhi standar, yaitu:
1. Apakah kultur itu membuat kita lebih baik atau tidak
2. Apakah kultur itu membuat kita menjadi kompetitif atau tidak
3. Apakah kultur itu memberi manfaat atau tidak
Jika jawaban dari ketiga pertanyaan itu adalah tidak, maka kita harus meninggalkan kultur itu.
Bagaimana menghadapi asas kesungkanan dalam budaya kita?
Budaya kesungkanan semacam ini pasti akibatnya jadi membuat kita tidak produktif. Padahal segala sesuatu semestinya dinyatakan dengan jelas dan konkrit. Pekerjaan kita sudah banyak dan jangan mau dibuat repot dengan menebak-nebak apa maksud seseorang. Jadi mulai hilangkan budaya kesungkanan tapi bukan menghilangkan kesopanan.
Bagaimana dengan budaya galau?
Dalam psikologi kehidupan manusia dibagi dalam 3 fase yaitu:
anak-anak (0-18) : belum punya tangggung jawab dan harus diatur
remaja/dewasa muda (18-35): belum bisa bertanggung jawab tapi sudah tidak mau diatur
dewasa (diatas 35) : sudah tidak mau diatur dan sudah harus bisa bertanggung jawab
nah itu rusaknya ilmu psikologi, usia dewasa muda atau remaja adalah usia dimana seorang manusia sedang dalam masa bandel-bandelnya dan galau-galaunya, tidak mau diatur dan itu dianggap wajar. Lalu kita disuruh memaklumi.
Coba dibandingkan dengan hukum Islam, hanya ada dua fase. anak-anak dan sudah baligh (dewasa), tidak ada fase abu-abu.
Tapi jaman sekarang ini galaunya remaja itu bukannya diatasi tapi malah difasilitasi, diciptakanlah lagu-lagu galau, sinetron galau, dan acara-acara galau lainnya.
Galau itu sebenarnya adalah pilihan. Anda dapat menggunakan waktu anda untuk hal lain dan menghindari sumber-sumber kegalauan.
Permasalahan pribadi
Bicara persoalan sebenarnya adalah soal persepsi, karena sesuatu yang jadi masalah buat anda bisa jadi bukan masalah buat orang lain. kemudia sutu persoalan terkadang selalu menjadi permasalahan karena masih digunakannya logika masa lalu. Cara berpikir dari masa lalu yang mestinya sudah tak digunakan lagi.
Bagaimana menghadapi orang-orang yang menganggap kita eksklusif dan tidak sosialis karena jarang bergabung dengan mereka, padahal menurut saya hal yang mereka lakukan itu membuang-buang waktu.
Jangan mau direpotkan dan dipusingkan dengan omongan orang lain. Selama tindakan atau omongan mereka tidak mengganggu produktivitas anda maka tidak perlu anda perdulikan.
Kemudian yang perlu dipelajari lagi adalah manajemen pencitraan. Bagaimana kamu menmpilkan diri kamu, image management. prioritas itu adalah skala kepentingan, dan kamu harus bisa memanjemen itu. agar tak dianggap hilang atau sombong maka masuklah di bagian-bagian yang kamu bisa terlihat. kemudian berikanlah perhatian yang tidak diduga sehingga mereka tetap merasakan kehadiran kamu.
Kenapa Bang Arif menanyakan persoalan-persoalan yang kita hadapi?
Jawabannya adalah untuk membaca diri kita. Seorang manusia dapat dilihat dan dibaca dengan melihat bagaimana cara dia memandang sesuatu.
Parameter kualitas diri seseorang dinilai dari
1. How you look a life (cara memandang kehidupan)
2. How you look yourself (cara memandang diri sendiri)
3. How you look people (cara memandang orang lain)
4. How you look the time (cara memandang waktu)
5. How you look the matery and money (cara mending materi dan uang)
Sekarang sudah mulai terbuka pandangan bahwa:
"perjuangan yang paling sulit adalah perjuangan membongkar diri sendiri, mengubah pandangan dan paradigma diri sendiri."
Last note: jangan sok sibuk, ambillah tanggung jawab sesuai kemampuan anda, jangan merugikan orang lain
End of session 1
Rabu, 02 Mei 2012
NASIONALISME BUAT GUE
"NASIONALISME
BUAT GUE”
Kata-kata tak pernah habis jadi berarti bila tak ada yang memaknainya.
Mengartikannya-pun menjadi perkara bila kita tak lagi satu persepsi.
Akankah terabaikan saja bahasa pertiwi bila suatu ketika kata-kata
itu menjadi hilang arti? Lalu bila kuteriakkan satu kata padamu,
akankah kita bisa memaknainya dengan sama?
NASIONALISME!!
Coba
pekikkan kata-kata itu bersamaku. Kita pasti bisa satu suara. Kulihat
Ia diteriakkan lantang kala mahasiswa berdemo menerobos batas
amarahnya, para capres, cagub, dan ca-ca lainnya tak habis suara
menarik simpati dengan meneriakkannya. Seakan punya daya magis
kata-kata itu mampu membakar jiwa persatuan. Namun meski suara kita
sama, sudah samakah kita memaknainya?
Aku
tak akan ribut mengenai artinya. Cukup nyalakan barang-barang canggih
yang kalian pegang dan ketikkan kata itu di search
engine browser kalian, maka tak sampai 30 detik kalian
akan dapatkan artinya. Lengkap! Dari tinjauan falsafah, etimologi,
sosiologi, apapun-lah itu. Jadi tak akan kuributkan lagi itu.
Aku
mencoba merenunginya cukup lama. Tak lantas berhasil memaknainya
dengan tepat, namun mari kita dengarkan saja celoteh pikiranku yang
berusaha menggali arti nasionalisme di tiap renggang waktu yang tak
digunakan otakku untuk bekerja:
Aku
sedang berada dalam kereta yang sangat padat sepulang dari
kampus.Pemuda-pemuda berbaju
oranye terang mengepung di sekelilingku, beberapa malah ada yang
membawa boneka macan. Ya, betul! Persija macan kemayoran akan
bertanding sore ini. Sudah bisa dipastikan akan ada berita kerusuhan
di tv malam ini.
Yap!
Betul lagi, itu beritanya, headline news
pukul 12 malam.
'Baru
saja terjadi dua kelompok masa yang saling menyerang. The
Jak
yang baru pulang usai menonton pertandingan Persija di Senayan dengan
kelompok Mahasiswa Universitas Indonesia yang baru saja melakukan
demo mengenai kenaikan BBM di depan gedung senayan. Baku hantam itu
juga diwarnai dengan senjata tajam yang dibawa oleh kedua belah
pihak.'
Berita
ini menghilang keesokan paginya. Tak ada satupun media yang membahas.
Mungkin malu, bagaimana mungkin mahasiswa UI turut dalam amuk masa
yang semacam itu, bahkan membawa senjata tajam. Apa sih yang
diperjuangkan mahasiswa itu? Bukankah ia bilang bergerak atas nama
rakyat? Atas dasar rasa Nasionalisme.
Dan para The Jak itu-pun mengklaim perasaanya membela Persija itu
atas dasar Nasionalisme.
Sampah. Aku akan memilih diam.
Setelah
turun kereta aku mempunyai 2 pilihan, naik angkot yang tidak mau
dibayar Rp1.500 (harus Rp 2.000) atau jalan kaki sekitar 7 menit.
opsi
kedua biasa menjadi pilihanku. Selama perjalanan akan ada tukang
jualan yang mungkin bila diakumulasikan panjang perjalanan yang
ditempuhnya selama ini sudah bisa 2-3 kali keliling dunia. Ada
pemulung, ada keluarga yang tinggal di kolong jembatan di kampung
melayu, dan ada-aku tak bisa mendeskripsikannya. Ia pengamen, tapi
tak menyanyi, ia hanya berkata panjang lebar bicara harga diri namun
intinya minta sedekah, padahal ia sehat tak kurang apapun.- semua
kulihat sama hampir setiap hari. Dimana Nasionalisme
itu? Sampah. Aku hanya tetap diam.
Setelah
menonton berita akan ada film malam.Pilihannya
ada film hollywood
barat, film hantu porno Indonesia, film lama china, atau paling
banter, reality show
horor-hororan. Bolak-balik aku ganti channel.
Bagian
mana yang Nasionalisme? Bosan. Sampah. Aku diam dan tidur.
Aku
bangun pagi.
Cerah. Dimana
aku?
Indonesia. Bahasa
apa yang kupakai?
Indonesia baku sekali dua kali-kalau sedang presentasi, sok Inggris
kadang-kadang, inginnya berbahasa Jepang kalau bisa. Bahasa
daerah-almost never, bahasa gahoelz is
my mother languange.
Darah
yang mengalir di tubuhku? Masih
Indonesia seperti kemarin, sedikit darah India dari pedagang Gujarat
yang dulu singgah di Sumatera untuk berdagang dan menyebarkan
agama-kalau kalian belajar sejarah. Calon
suami? Haha,
masih orang Korea yang itu, kadang-kadang mau sama yang dari Kanada,
atau yang orang Skotlandi itu juga boleh. Cita-cita?
..............
Di
stasiun. Bapak-bapak
pengemis yang tak punya kaki. Kuberi Rp 500 kadang-kadang. Ia pakai
baju yang menarik hari ini.
'SBY
PRESIDENKU. LANJUTKAN!'
Hari
ini aku tak ingin memaknai apapun lagi. Aku ingin menangis saja.
Menangisi semuanya. Aku biarkan pikiran liarku berteriak, memaki
kebodohanku, memaki dunia, memaki semuanya. Sampah. Aku menangis.
Tetap dalam diam.
Aku
bangun pagi.
Selamat pagi Indonesia! Siapa
aku?
Rindi Danika Sari. Dimana
Rumahku?
Jalan Pangrango terusan, No 5b, Jatibening, Bekasi mepet Jakarta-kota
macet, panas, sampah-Indonesia. Orang
mana aku?
Suku Gayo, Aceh, darah Indonesia, ada India-nya sepersepuluh mili.
Bahasa
apa yang kamu pakai?
Tetap ingin bisa bahasa Jepang. Kalau bicara tetap pakai bahasa
gahoelz
dong! Calon
suami?
Haha, masih ditanya juga. Cita-cita?
THE NEXT INDONESIAN LEADER!
Yakin?
Bukti konkritnya? Mahasiswa itu kan makhluk paling bullshit
dan paling banyak omong di muka bumi ini. Mana outputnya? (meminjam
bahasa pak Arif Munandar)
IKUT
UISDP 2012.
Puas?
Belum.
Dimana
Nasionalismenya? Dimana penjelasannya? Mana 'Nasonalisme buat
gue'-nya?
...............
Masih
butuh jawaban?
This
essay is made as an answer for a question from the organizer of
military camp, UISDP 2012.
But
more than that, this essay is made to answer the whole things about
my vision. I still can't give any concrete answer about what is
Nasionalism. This is all about the taste of it, and what can I do to
stick holding the taste.-aish! Not a good words. Just try to be cool
by speaking english-totally failed. :p
Using
foreign languange is doen't mean that you don't have a sense of
nasionalism. It means that you are 'Global Leaders, Indonesian
colours!' Just bring the national with you.
RINDI
DANIKA SARI
FACULTY
OF LAW UNIVERSITY OF INDONESIA
MEMBER
OF :
UNIVERSITY
OF INDONESIA-
STUDENT DEVELOPMENT PROGRAM 2012
STUDENT DEVELOPMENT PROGRAM 2012
Selasa, 01 Mei 2012
senandung serenade petang #1
Ketika cinta tak lagi mengerti mau kemana
maka hati terus bertualang saja
![]() |
hinggap sejenak diujung senja
sebentar duduk di padang ilalang
dengar senandung senyap serenade petang
cinta-pun diam
habis jengah ia menjelajah
dimana lagi ada selayang indah
tempat cinta dulu bernaung
hati telah pergi
Cinta tak mau menghampiri
Tapi irama dunia akan mengikuti
kemana derap langkah kaki berlari mencari
ruang sepi dimana cinta dan hati
menjadi satu harmoni
menjalin belikat dalam simfoni
mereka berdansa dalam alun nada
terlena hasrat hingga melupa makna
d alam sendu berkata aku rindu
tapi waktu masih enggan memberitahu
dimana ia merengkuhmu
yang kini hanya angan semu
Biar bulan bersua fajar
aku-pun tersadar
biarkanlah cinta ini bertualang lagi
dan hati yang tak lelah mencari
petang nanti kita akan menari lagi
dalam fatamorgana semu matahari
senandungkan serenade petang yang sunyi
hingga malam bersua pagi esok hari
Langganan:
Postingan (Atom)